Dinamika Lembaga-lembaga Dakwah dalam Konteks Historis ( Pra Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, Reformasi)

Oleh: Muhammad Kendy

Pada masa pra-kemerdekaan, organisasi seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Sarekat Islam memainkan peran penting dalam pendidikan dan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan, pada masa Orde Lama, lembaga-lembaga dakwah beradaptasi dengan ideologi negara dan terlibat dalam pembangunan nasional. Pada masa Orde Baru, meskipun dihadapkan pada pembatasan dan kontrol, organisasi dakwah seperti Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tetap berperan dalam pendidikan dan sosial.

Era Reformasi membawa kebebasan bagi lembaga dakwah untuk berkembang, dengan munculnya organisasi-organisasi baru dan peningkatan peran dalam masyarakat. Studi ini menggunakan pendekatan sejarah dan analisis konten untuk memahami transformasi lembaga dakwah Islam dan kontribusinya terhadap dinamika bangsa.

Pra-Kemerdekaan: Bangkitnya Kesadaran Islam dan Nasionalisme
Pada awal abad ke-20, umat Islam di Indonesia mulai menyadari pentingnya peran agama dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Organisasi pertama yang didirikan adalah Jamiat Khair pada tahun 1901 di Batavia (sekarang Jakarta). Selanjutnya, lahir organisasi-organisasi lain seperti Muhammadiyah (1912), Nahdlatul Ulama (NU, 1926), dan Sarekat Islam (1911) yang berfokus pada pendidikan, sosial, dan dakwah. Sarekat Islam, misalnya, berkembang pesat dan menjadi organisasi massa terbesar dengan lebih dari 2 juta anggota pada tahun 1916 .

Organisasi-organisasi ini tidak hanya berperan dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam perjuangan kemerdekaan, seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah dan NU. Mereka mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, dan lembaga sosial lainnya yang mendukung perjuangan melawan penjajahan.

Pada awal abad ke-20, umat Islam di Indonesia mulai menyadari pentingnya peran agama dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Organisasi-organisasi Islam yang didirikan pada masa ini tidak hanya berfokus pada dakwah, tetapi juga pada pendidikan, sosial, dan perjuangan nasionalisme.

Contoh Lembaga Dakwah:
• Muhammadiyah (1912): Didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Muhammadiyah fokus pada pembaruan pendidikan Islam dan pemberdayaan umat melalui lembaga pendidikan dan sosial. Muhammadiyah juga mendirikan madrasah, rumah sakit, dan organisasi pemuda seperti Hizbul Wathan yang berfokus pada pendidikan karakter dan kepemimpinan.

• Nahdlatul Ulama (NU, 1926): Didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari di Jombang, NU berfokus pada pengajaran agama dan pengembangan masyarakat melalui pesantren dan lembaga pendidikan Islam. NU juga berperan dalam mempertahankan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia.

• Sarekat Islam (1911): Didirikan oleh H. Samanhudi, Sarekat Islam awalnya berfokus pada pemberdayaan ekonomi umat Islam dan perjuangan melawan penjajahan Belanda. Organisasi ini kemudian berkembang menjadi organisasi massa terbesar dengan lebih dari 2 juta anggota pada tahun 1916.

2. Orde Lama (1945–1966): Peran Ganda dalam Politik dan Dakwah
Setelah kemerdekaan, organisasi-organisasi Islam menghadapi tantangan baru dalam membangun negara. Pada masa Orde Lama, Presiden Sukarno mengusung konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme), yang mempengaruhi dinamika politik dan sosial di Indonesia. Muhammadiyah, misalnya, mengembangkan “Kepribadian Muhammadiyah” sebagai respons terhadap ideologi Nasakom, dengan menekankan pemurnian ajaran Islam dan menolak sinkretisme .

Namun, pada masa ini juga terjadi konflik ideologi antara kelompok Islam dan komunis, yang memuncak dengan peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965. Setelah peristiwa tersebut, organisasi-organisasi Islam semakin memperkuat peranannya dalam dakwah dan pendidikan, serta menjauhkan diri dari politik praktis.

Setelah kemerdekaan, organisasi-organisasi Islam menghadapi tantangan baru dalam membangun negara. Pada masa Orde Lama, Presiden Sukarno mengusung konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme), yang mempengaruhi dinamika politik dan sosial di Indonesia.

Contoh Lembaga Dakwah:
• Muhammadiyah: Di bawah kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah mengembangkan “Kepribadian Muhammadiyah” sebagai respons terhadap ideologi Nasakom, dengan menekankan pemurnian ajaran Islam dan menolak sinkretisme. Muhammadiyah juga mendirikan berbagai lembaga pendidikan dan sosial yang berperan dalam pembangunan umat dan bangsa.

• Nahdlatul Ulama (NU): NU berperan dalam mempertahankan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan berkontribusi dalam pembangunan pendidikan dan sosial melalui pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam.

• Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII, 1967): Didirikan oleh Mohammad Natsir, DDII berfokus pada dakwah dan pendidikan Islam di seluruh Indonesia. DDII mendirikan pesantren, menerbitkan media dakwah, dan mengirimkan kader-kader dakwah ke daerah-daerah terpencil.

3. Orde Baru (1966–1998): Kooptasi dan Pembatasan
Pada masa Orde Baru, pemerintahan Presiden Soeharto menerapkan kebijakan yang membatasi kebebasan berorganisasi dan berpendapat. Organisasi-organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan NU diharuskan untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas, dan kegiatan dakwah mereka diawasi ketat oleh pemerintah.

Namun, beberapa organisasi dakwah seperti Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), yang didirikan oleh Mohammad Natsir pada tahun 1967, berusaha untuk tetap eksis dengan fokus pada dakwah dan pendidikan. DDII mendirikan pesantren, menerbitkan media dakwah, dan mengirimkan kader-kader dakwah ke daerah-daerah terpencil.

Selain itu, pada akhir 1980-an, muncul gerakan Jemaah Tarbiyah yang berfokus pada pendidikan dan pembinaan kader-kader muda melalui lembaga-lembaga pendidikan Islam. Gerakan ini kemudian melahirkan Partai Keadilan (PK) pada tahun 1998, yang kemudian berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) .

Pada masa Orde Baru, pemerintahan Presiden Soeharto menerapkan kebijakan yang membatasi kebebasan berorganisasi dan berpendapat. Organisasi-organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan NU diharuskan untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas, dan kegiatan dakwah mereka diawasi ketat oleh pemerintah.

Contoh Lembaga Dakwah:
• Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII): Meskipun menghadapi pembatasan, DDII tetap eksis dengan fokus pada dakwah dan pendidikan. DDII mendirikan pesantren, menerbitkan media dakwah, dan mengirimkan kader-kader dakwah ke daerah-daerah terpencil.

• Jemaah Tarbiyah (akhir 1980-an): Gerakan dakwah yang berfokus pada pendidikan dan pembinaan kader-kader muda melalui lembaga-lembaga pendidikan Islam. Gerakan ini kemudian melahirkan Partai Keadilan (PK) pada tahun 1998, yang kemudian berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

4. Reformasi (1998–Sekarang): Kebebasan dan Diversifikasi
Reformasi 1998 membawa perubahan signifikan dalam kehidupan politik dan sosial Indonesia. Kebebasan berorganisasi dan berpendapat yang sempat dibatasi pada masa Orde Baru kini kembali terbuka lebar. Organisasi-organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, dan DDII kembali aktif dalam dakwah dan pendidikan, serta terlibat dalam berbagai isu sosial-politik.

LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), yang sebelumnya dikenal dengan nama LEMKARI, juga semakin berkembang. LDII fokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan, teknologi, dan ekonomi syariah.Organisasi ini mendirikan lembaga pendidikan, rumah sakit, dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang mendukung pembangunan bangsa .

Selain itu, muncul juga organisasi-organisasi dakwah kampus seperti Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dalam bidang keagamaan dan sosial. Organisasi ini berperan penting dalam membentuk karakter dan kepemimpinan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi .

Reformasi 1998 membawa perubahan signifikan dalam kehidupan politik dan sosial Indonesia. Kebebasan berorganisasi dan berpendapat yang sempat dibatasi pada masa Orde Baru kini kembali terbuka lebar. Organisasi-organisasi Islam kembali aktif dalam dakwah dan pendidikan, serta terlibat dalam berbagai isu sosial-politik.

Contoh Lembaga Dakwah:
• Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII): Didirikan pada 3 Januari 1972 di Surabaya dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI), LDII berfokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan, teknologi, dan ekonomi syariah. LDII mendirikan lembaga pendidikan, rumah sakit, dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang mendukung pembangunan bangsa.

• Majelis Rasulullah (1994): Didirikan oleh Habib Munzir Al-Musawa, Majelis Rasulullah berfokus pada dakwah melalui majelis dzikir dan salawat. Majelis ini berkembang pesat dan menjadi salah satu majelis dzikir terbesar di Jakarta dengan ribuan jamaah yang hadir setiap pekannya.

• Aisyiyah (1917): Organisasi wanita yang merupakan bagian dari Muhammadiyah, Aisyiyah fokus pada pemberdayaan perempuan melalui pendidikan, kesehatan, dan sosial. Aisyiyah mendirikan rumah sakit, panti asuhan, dan lembaga pendidikan dari tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi.

Berita Terkait

DPD PGK OKI Gelar Aksi Damai, ...
HIMPAS Akan Gelar Aksi di Kantor ...
Andi Leo, Kritik Keras Gubernur Herman ...