SUARA MERDEKA, Jakarta – Ratusan massa aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas PGRI Palembang yang tergabung dalam Kabinet Jayasena menggelar aksi damai bertajuk “Tabur Tuai: Simulasi Tabur Bunga” di Bundaran Masjid Agung Palembang. Aksi ini bertepatan dengan kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Sumatera Selatan, Selasa (23/4/2025).
Simulasi tabur bunga dilakukan sebagai simbol kekecewaan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang dinilai menimbulkan gejolak besar di tengah masyarakat.
Presiden Mahasiswa Universitas PGRI Palembang, Wirandi, dalam orasinya menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk refleksi dan perlawanan moral terhadap berbagai kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
“Aksi ini adalah momentum yang tepat untuk menyampaikan keresahan mahasiswa dan masyarakat Sumatera Selatan atas kondisi yang semakin memprihatinkan,” ungkap Wirandi.
Adapun sejumlah tuntutan yang disuarakan dalam aksi ini meliputi:
- Menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) POLRI yang akan datang.
- Menolak RUU TNI.
- Menyatakan Sumatera Selatan dalam status darurat konflik agraria.
- Mengkritik pengelolaan sumber daya alam Sumsel yang dinilai hanya menguntungkan mafia.
- Menilai Kapolda Sumsel lemah dalam menghadapi maraknya praktik illegal drilling.
- Menyoroti ketidakkonsistenan DPRD Sumsel dalam menjaga komitmen terhadap rakyat.
- Mendesak Gubernur Sumsel untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) yang menumpuk.
Aksi berlangsung dengan damai dan tertib, dikawal aparat keamanan. Massa membubarkan diri usai menyampaikan tuntutan mereka, seraya menyerukan bahwa perjuangan mahasiswa akan terus berlanjut demi tegaknya keadilan dan hak rakyat di Sumatera Selatan.
